Dia. Akhirnya hari ini kita bertemu. Ada banyak
suara, banyak rupa, banyak canda, banyak semuanya.
Tapi hanya dia yang menjadi pusat penglihatanku.
Dia di depan. Di bangku depan. Juga melihat ke depan.
Sementara aku di belakang, juga melihat ke depan.
Tapi berbeda. Tak sama dengannya, apa yang tengah kuperhatikan. Dia melihat
sesuatu yang memang sudah seharusnya kita dan orang-orang lain perhatikan. Tapi
aku tidak.
Dia. Masih seperti dulu. Selalu menarik dengan
sendirinya. Bahkan diam pun indah untuknya. Tanpa tempelan, aksesori,
perhiasan. Tanpa embel-embel yang dibuat-buat. Iya. Dia alami. Dan aku
suka.
Dan itulah kenapa hari ini aku melakukannya
Sedetik menatapnya lebih lama, lebih dalam dibanding biasanya. Aku tak berani
lama-lama. Sungguh. Karena dia akhirnya tahu sesorot mata sedang memandangnya
dari kejauhan.
Dia menatapku. Mata kita bertemu sekarang, saling menatap. Datar. Aku malu. Masih malu-malu.