Rabu, 29 Agustus 2012

Sedetik Lebih Lama


Dia. Akhirnya hari ini kita bertemu. Ada banyak suara, banyak rupa, banyak canda, banyak semuanya.

Tapi hanya dia yang menjadi pusat penglihatanku. Dia di depan. Di bangku depan. Juga melihat ke depan.  

Sementara aku di belakang, juga melihat ke depan. Tapi berbeda. Tak sama dengannya, apa yang tengah kuperhatikan. Dia melihat sesuatu yang memang sudah seharusnya kita dan orang-orang lain perhatikan. Tapi aku tidak.

Dia. Masih seperti dulu. Selalu menarik dengan sendirinya. Bahkan diam pun indah untuknya. Tanpa tempelan, aksesori, perhiasan. Tanpa embel-embel yang dibuat-buat. Iya. Dia alami. Dan aku suka. 

Dan itulah kenapa hari ini aku melakukannya Sedetik menatapnya lebih lama, lebih dalam dibanding biasanya. Aku tak berani lama-lama. Sungguh. Karena dia akhirnya tahu sesorot mata sedang memandangnya dari kejauhan.

Dia menatapku. Mata kita bertemu sekarang, saling menatap. Datar. Aku malu. Masih malu-malu.

Selasa, 14 Agustus 2012

When You Are Down!



04 Agustus 2012


Adalah hari yang sangat tidak biasa. Situasi di mana aku begitu ‘sedang tidak ingin melakukan apa-apa’. Keadaan malas tingkat dewa. Semuanya mendadak berubah, sangat lain dari biasanya. Banyak hal yang tidak berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya.

Seperti pola tidur yang sudah beberapa hari ini berada di jalur yang tidak bisa dianggap benar: pola hidup kelelawar. Mematikan diri di siang bolong dan membuka mata lebar-lebar di malam panjang.
Dan cuaca yang ikut-ikutan berperan, panas luar biasa. Melebihi hari-hari sebelumnya. Ini begitu berbeda. 

Laptop pun mendadak beralih fungsi menjadi sarana ngegame yang begitu enak. Ia seakan menggoda untuk digunakan ngegame dan selalu seperti itu secara tiba-tiba saja.
Dan gayung bersambut jamban. Aku juga begitu menikmati ‘panggilan’ itu. Begitu dari kemarin, kemarinnya kemarin, dan kemarinnya lagi. Ini terasa begitu mengasyikkan. 

Satu game yang begitu nyaman sekali untuk dimainkan, PES 2012. Dan untuk saat ini aku benar-benar sedang menikmati perjalananku di Master League. Di mana aku merasa kebebasanàFootball Life benar-benar begitu kudapatkan.