Rabu, 29 Agustus 2012

Sedetik Lebih Lama


Dia. Akhirnya hari ini kita bertemu. Ada banyak suara, banyak rupa, banyak canda, banyak semuanya.

Tapi hanya dia yang menjadi pusat penglihatanku. Dia di depan. Di bangku depan. Juga melihat ke depan.  

Sementara aku di belakang, juga melihat ke depan. Tapi berbeda. Tak sama dengannya, apa yang tengah kuperhatikan. Dia melihat sesuatu yang memang sudah seharusnya kita dan orang-orang lain perhatikan. Tapi aku tidak.

Dia. Masih seperti dulu. Selalu menarik dengan sendirinya. Bahkan diam pun indah untuknya. Tanpa tempelan, aksesori, perhiasan. Tanpa embel-embel yang dibuat-buat. Iya. Dia alami. Dan aku suka. 

Dan itulah kenapa hari ini aku melakukannya Sedetik menatapnya lebih lama, lebih dalam dibanding biasanya. Aku tak berani lama-lama. Sungguh. Karena dia akhirnya tahu sesorot mata sedang memandangnya dari kejauhan.

Dia menatapku. Mata kita bertemu sekarang, saling menatap. Datar. Aku malu. Masih malu-malu.

0 komentar:

Posting Komentar