Rabu, 19 September 2012

Masih (Mimpi)

Ketika mentari pagi terbangun,
dia merajutnya, sebuah mimpi yang dia agungkan

Ketika siang hadir bersama teriknya,
dia terbangun, masih bersama mimpinya yang terlalu timur

Ketika senja bergelantungan mega,
dia masih terlihat siap, masih dengan mimpinya

Ketika malam datang membunuh mentari,
dia masih terjaga, masih bersama mimpi paginya

Hari demi hari berlalu,
pagi, siang, senja, malam bergantian melaju

Bulan demi bulan menghilang
membawa satu cerita fiksi tentang mimpi

Tahun, windu, abad, dan apapun itu namanya berlanjut
dan dia masih tetap sama, membanggakan mimpinya

Merah tua memulai memudar, berganti warna muda
mimpi bulat mulai menghilang, berganti cerita usang

Sampai masa senja datang, sampai mata terlihat tak terang
dia mulai berpikir, apa gunanya bermimpi?

Dia berpikir dan masih berpikir
dan masih bertanya mengapa harus selalu berpikir?

Dia mempertanyakannya kepada Tuhan
sampai dia benar-benar sadar, mimpinya menghilang

0 komentar:

Posting Komentar