Malam
telah berakhir untuk hari kemarin. Pagi akan segera datang dengan satu sambutan
hangat dari mentari di ufuk timur. Sedikit embun pagi terasa membasahi kaca
jendela kamar. Ia, embun itu adalah suatu tanda siraman kecil untuk jiwa-jiwa
yang kerdil yang tak menyukai pagi datang. Melewatkan momen berharga
menyaksikan hadirnya tetesan embun pagi adalah hal yang bodoh bagi mereka yang
mau maju. Sejenak setelah berada pada kenyamanan di kala malam kemarin menjadi
alasan kuat untuk bermalas-malasan memulai sesuatu yang baru di hari ini. Kita
sudah berada di zona nyaman.
Hawa
malas bisa jadi menjadi pemicu utama, dan melihat matahari pagi setelah
terlelap dalam tidur malam kemarin menjadi sesuatu yang terlihat begitu menyebalkan.
Kita boleh saja mempunyai mimpi selangit, tak ada satu pun yang melarang. Tapi
ketahuilah mimpi saja tak cukup. “Mimpi saja, mimpi! Mimpi terus sampai
mampus!” begitu mungkin gertakan orang-orang yang kolot kepada orang yang hanya
bisa bermimpi tapi realisasinya nol. Kalau boleh saya katakan, mimpi yang tanpa
disertai action sama saja dengan
khayalan. 11-12, bisa saya katakan demikian.
Merebahkan badan di kasur atau memegang gitar di tangan sambil berkhayal sungguh nikmat luar biasa. Menghabiskan waktu di depan komputer sambil berchating ria atau main game kelewat batas juga menjadi kebiasaan umum. Lagi-lagi kita terperangkap di zona nyaman. Suatu zona di mana kita bisa menjadi sangat kerdil dan menghilangkan jiwa-jiwa petarung kita yang sebenarnya.
Merebahkan badan di kasur atau memegang gitar di tangan sambil berkhayal sungguh nikmat luar biasa. Menghabiskan waktu di depan komputer sambil berchating ria atau main game kelewat batas juga menjadi kebiasaan umum. Lagi-lagi kita terperangkap di zona nyaman. Suatu zona di mana kita bisa menjadi sangat kerdil dan menghilangkan jiwa-jiwa petarung kita yang sebenarnya.
Saya
percaya semua orang punya mimpi, begitu juga dengan kamu, bukan? Beragam
keinginan tentu memerlukan ancang-ancang yang baik dan kuat sebagai awal.
Seorang atlit harus siap mental dan melakukan ancang-ancang yang baik agar
mampu berlari dengan kecepatan maksimal. Seorang pesilat perlu posisi kuda-kuda
yang tangguh sebelum beraksi. Begitu juga dengan seorang pemain sepakbola,
bulutangkis, tenis, dan lain sebagainya. Adalah hal yang bodoh bila kita hanya
bisa bermimpi tetapi no action. Satu
langkah awal memegang peran vital dalam melangkah. Setelah kita sukses melaui
hari kemarin terkadang ada rasa malas untuk memulai hari selanjutnya. Suntuk,
mungkin menjadi salah satu alasan. Dari cerita yang lain tentang begitu
menyebalkannya hari kemarin bagi seseorang, bisa jadi hari ini terlihat seperti
kulit durian yang begitu menakutkan. Mengarungi hari-hari yang terasa monoton,
tanpa karya, tanpa rasa, dan tanpa usaha serasa menjadi beban hidup yang berlebihan.
Kamu tentu pernah mengalaminya, bukan?
Agaknya
permasalahan ini bukanlah sesuatu yang khusus karena menurut survei memanglah
demikian realitanya. Tentu kamu tak ingin bad
habit ini berlangsung terus kan? Langkah awal seperti yang saya sebutkan di
atas bisa menjadi jawaban pertama. Niat, semua bisa dilakukan dan awali dengan
kata yang satu ini. Gertak diri Anda kuat-kuat, “Bisa! Ayo maju!”. Resapi
dalam-dalam kalimat ini, resapi ke dalam hati. Setelah langkah awal
terrealisasi, ikuti dengan langkah kedua, ketiga, dan jadilah pribadi yang luar
biasa! Sudah waktunya bagi kita untuk keluar dari zona nyaman.
No action, no happen.
With action, a miracle happen.
Semoga
kita bisa. Amiin...
0 komentar:
Posting Komentar